Hembusan angin malam
"Bekal berharga dan penyesalan"
Betul kata Bang H Rhoma Irama, kalau sudah tiada baru terasa. Disaat masih ada kadang kita tidak pernah memahami ataupun merasakan bekal berharga dari orang tua kita. Namun setelah tiada baru kita menyadari bahwa kita jadi seperti ini karena bekal yang diberikan orang tua kita. Lantas buat apa kita memahami dan merasakan kalau sudah terlanjur tiada? Adakah di pikiran kita untuk membalas bekal yang diberikan kepada kita selama masih ada?.... Lakukanlah itu sebelum waktu memberimu satu kata yaitu penyesalan.
niko.91demus@gmail.com
▼
Minggu, Juni 04, 2017
Belajar dari dukun Ngerti sakdurunge winarah
Hembusan angin malam
"Belajar dari dukun
Ngerti sakdurunge winarah"
Apa yang ku lakukan hari ini adalah pemikiranku yang kemarin. Dan apapun yang akan terjadi semua pasti ada resikonya. Tinggal bagaimana kita meminimalisir resiko tersebut dan kita harus juga menyiapkan apa yang akan kita lakukan jika resiko itu benar benar harus kita terima.
niko.91demus@gmail.com
"Belajar dari dukun
Ngerti sakdurunge winarah"
Apa yang ku lakukan hari ini adalah pemikiranku yang kemarin. Dan apapun yang akan terjadi semua pasti ada resikonya. Tinggal bagaimana kita meminimalisir resiko tersebut dan kita harus juga menyiapkan apa yang akan kita lakukan jika resiko itu benar benar harus kita terima.
niko.91demus@gmail.com
Tanggung jawab induk bebek
Hembusan angin malam
"Tanggung jawab induk bebek"
Seekor induk bebek bisa mengayomi dan berbuat adil untuk anak anaknya yang tidak sedikit jumlahnya sehingga sang anak tumbuh menjadi besar dan bahkan melupakannya. Tp induk bebek tidak pernah memperdulikan anak2nya telah melupakannya karena mungkin sang induk menyadari bahwa mengayomi adalah bagian dari kewajibannya. Lantas, Dapatkah kita menyadari bahwa kita mempunyai tanggung jawab dan kewajiban yang dengan keihklasan tanpa pamrih harus kita lakukan? Dapatkah kita membedakan tanggung jawab pribadin ataupun golongan?
niko.91demus@gmail.com
"Tanggung jawab induk bebek"
Seekor induk bebek bisa mengayomi dan berbuat adil untuk anak anaknya yang tidak sedikit jumlahnya sehingga sang anak tumbuh menjadi besar dan bahkan melupakannya. Tp induk bebek tidak pernah memperdulikan anak2nya telah melupakannya karena mungkin sang induk menyadari bahwa mengayomi adalah bagian dari kewajibannya. Lantas, Dapatkah kita menyadari bahwa kita mempunyai tanggung jawab dan kewajiban yang dengan keihklasan tanpa pamrih harus kita lakukan? Dapatkah kita membedakan tanggung jawab pribadin ataupun golongan?
niko.91demus@gmail.com